Kutablang adalah salah satu dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Biereun, Provinsi Aceh. Dari pusat kota Biereun jaraknya sekitar 15 kilometer, sedangkan jika diukur dari Kota Lhokseumawe sekitar 40 kilometer yang dapat ditempuh dalam waktu 45 menit perjalanan.
Di pertengahan Agustus 2020, saya berkesempatan untuk mengunjungi Kutablang. Tujuan saya kesana adalah untuk mencicipi kuliner khasnya yaitu Bakso Gathok.
Kami tiba di Kutablang tepat di tengah hari. Ternyata kedai bakso gathok di Kutablang baru mulai beroperasi jam 2 siang. Tak ingin pulang denga tangan hampa, kami melihat sekeliling sekiranya kami mendapatkan sesuatu yang menarik.
Di tepi jalan, saya banyak melihat penjual rujak manis. Sepertinya ini adalah kuliner khas Kutablang selain bakso gathok.
Kami singgah di sebuah kedai sederhana yang menjual rujak manis. Nama kedainya Rujak Manis Kutablang Mantong Baksoet. Lokasinya berada sekitar 10 meter dari ujung jembatan Kutablang ke arah kiri jika anda datang dari arah Lhokseumawe. Jalan tersebut menuju ke daerah Peusangan Siblah Krueng.

Kedatangan kami disambut oleh Abdur dan Rijal, mereka adalah dua pemuda yang mengelola kedai Mantong Baksoet. Keduanya dengan kompak melayani para pembeli yang datang ke kedainya. Tangan mereka tampak sibuk mengaduk – aduk sebuah kuali berukuran besar yang telah berisi rujak manis.

Nah disini lah uniknya.
Rujak Manis Kutablang berbeda dengan rujak biasa dimana buah – buahannya dipotong – potong lalu dilumuri manisan campur kacang. Di Kutablang, rujak dibuat dengan cara memarut atau mencincang halus buah – buahannya. Cara mengonsumsinya pun terbilang unik yaitu dengan diminum, sisanya baru disendok untuk dikunyah dan ditelan.
Baca juga : Martabak Khas Aceh, Cemilan Murah dan Enak di Malam Hari
Bahan dasar untuk membuat rujak manis khas Kutablang Bireun adalah mentimun, nanas, mangga, sawo, embacang, dan beberapa buah – buahan manis lainnya.

Cara membuatnya, buah – buahan yang menjadi bahan dasar rujak manis ini dicuci bersih terlebih dahulu kemudian dikupas, dicincang, dan diletakkan pada wadah yang tersedia, kemudian dicampur dengan sari gula asli yang dicairkan, ditambah sedikit cabai rawit yang dihaluskan, lalu diaduk dengan sirup. Supaya saat disajikan lebih segar maka ditambahkan es batu.
Rijal bercerita kalau kedai rujak manis yang saat ini dikelolanya telah ada sejak tahun 1970-an.
Tiap harinya mereka mampu menjual satu kuali rujak manis yang mampu menghasilkan 200 bungkus rujak manis. Namun saat hari libur, mereka bisa menjual dua kuali. Penjual rujak manis menanggup keuntungan besar saat bulan puasa, sebab di saat itu mereka bisa menjual hingga 4 kuali.
Rujak manis dijual dengan harga Rp 10 ribu per kantong plastik. Namun jika disantap ditempat menggunakan gelas, maka cukup hanya membayar Rp 5 ribu saja.

Anda tertarik untuk mencobanya?
[…] Rujak Unik Dari Kutablang, Bireuen […]