(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login
(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login

Nongkrong Malam di Warkop Penang

warkop di penang

Sama seperti Jakarta, dimana ketika malam telah menyambut, akan hadir abang – abang atau mas – mas yang membawa gerobak berisikan bahan – bahan makanan yang nantinya diolah menjadi menu makan malam dan mangkal di suatu tempat. Begitu pun dengan Penang. Di malam hari banyak kita temukan gerobak penjaja makanan yang mangkal di tepi – tepi jalanan.

Salah satu penjaja makanan di malam hari itu ialah Abdul Hamid, pria keturunan India yang biasanya mangkal di samping Tido Hostel, tempat saya menginap selama dua malam.

Warkopnya Abdul Hamid yang mangkal di samping Tido Hostel

Malam itu saya agak malas untuk keluar lebih jauh dari hostel, kaki saya sudah lelah usai menelusuri jalan dari Jalan Argyl hingga Pangkalan Weld pulang pergi.

Di saat lapar melanda, saya pun menuju Warkop Abdul Hamid yang kalau disini disebutnya Gerai Kopi dan Makanan.

Menu yang dijual oleh Abdul Hamid diantaranya nasi goreng dan mie goreng/rebus.

Saya memesan mie rebus dengan telur dan teh tarik panas.

Oh ya, kalau di Indonesia, Mie Instan yang biasa digunakan oleh warkop – warkop adalah merek Indomie. Lain halnya dengan di Penang, kalau disini mie instannya pakai merek Maggie yang merupakan produk dari Nestle.

Abdul Hamid dengan cekatan memasak pesanan saya. Dalam waktu hanya tiga menit saja, pesanan saya sudah siap untuk dihidang.

Pesanan saya di warkop Abdul Hamid

Dalam mie rebus telur seharga RM 4 (setara Rp 13.600) ini selain ada mie, ada beberapa potongan tahu dan sayuran.

Untuk teh tariknya, saya suka sekali dengan kental dan sepat yang dirasakan dari air rebusan dauh tehnya. Dan sepertinya teh racik buatan Abdul Hamid ini adalah yang jadi minuman favorit di warkopnya. Saya melihat banyak pelanggan yang datang kesini hanya untuk memesan teh tarik saja.

Selain mie dan nasi goreng. Abdul Hamid juga menjual cemilan – cemilan khas India seperti Samosa dan Maswalee. Masing – masingnya dijual dengan harga RM 1 (setara Rp 3.400). Saya diberi satu maswali untuk dicicipi.

Samosa
Maswalee yang berbahan dasar jagung

“ambil saja, percuma” kata Abdul Hamid

Malam itu saya hanya menghabiskan RM 5, untuk mie rebus telur dan teh tarik panas. Cukup untuk mengeyangkan perut saya di malam hari.