(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login
(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login

Kemping Ceria di Pulau Kotok

wisata_pulau_kotok

Awal cerita dari kemping ceria di Pulau Kotok ini berasal dari diskusi saya dengan Pak Fahmi tentang nesting atau alat masak mini yang biasa digunakan untuk kegiatan di alam.

Obrolan tentang nesting ini terus mengalir sampai ke perlengkapan outdoor yang sudah saya miliki (pamer nih ceritanya)

“sewaktu bujang saya sudah mengumpulkan alat – alat outdoor seperti tiga tenda, trangia buat masak dan sayangnya sekarang sejak menikah, mereka jadi jarang sekali di pakai” kata saya

“oh kalau gitu, gimana kita pakai buat kemping bareng di Pulau Seribu, nanti saya bawa alat pancing, kamu bawa alat buat kemping” balas Pak Fahmi

Diskusi pun berlanjut, kali ini mengenai pulau mana yang akan dijadikan tempat untuk kemping. Awalnya kami ingin ke Pulau Melinjo, namun pulau transit­-nya adalah Pulau Harapan. Harga tiket kapal cepat kesana cukup mahal yaitu sekali jalan Rp 235 ribu.

Baca juga : Kemping Ceria di Pulau Papatheo

Tujuan pun dialihkan ke Pulau Kotok dimana kami harus transit di Pulau Pramuka. Dengan kapal cepat yang berangkat dari Dermaga Marina Ancol ongkosnya Rp 150 ribu, jadi lebih terjangkau.

Menuju Pulau Pramuka

Mengapa kami lebih memilih naik kapal cepat ke Pulau Pramuka? Karena kami ingin perjalanan yang nyaman dan efisien. Selain itu pada perjalanan kali ini saya membawa serta istri dan Fawwaz yang baru berusia 14 bulan.

kami janjian berkumpul di main lobby Cilandak Town Square jam 6 pagi, yang pada kenyataannya baru kumpul semua jam setengah 7.

Dengan GrabCar kami menuju Dermaga Marina Ancol melalui tol dalam kota yang menempuh waktu hanya 30 menit, perjalanan begitu lancar pagi itu.

Memasuki pintu masuk kawasan Taman Impian Jaya Ancol, kami harus membayar tiket masuk Rp 15 ribu per orang (normalnya tiket masuk TIJA adalah Rp 25 ribu, di hari Sabtu dan Minggu pada pukul 06.00 – 08.00 tiket masuknya hanya Rp 15 ribu) dan Rp 25 ribu untuk mobil.

Kami pun tiba di Dermaga 16, berjumpa dengan Pak Rio, marketing Sea Leader Marine yang kemarin saya hubungi untuk memesan tiket. Olehnya saya diberikan secarik kertas tiket Dermaga Marina – Pulau Pramuka Pulang Pergi.

dermaga_marina_ancol_ke_pulau_pramuka
Suasana di Dermaga Marina 16

Jam 07.30, para penumpang dipanggil satu per satu untuk naik ke kapal, beruntungnya nama saya dipanggil nomor urut dua sehingga bisa memilih tempat duduk yang kami suka. Saya, Hanny, Fawwaz dan Vina memilih duduk di kabin bawah paling depan, sedangkan Pak Fahmi dan Pak Andi memilih duduk di kabin atas yang terbuka.

Kapal_KM_Black_pearl
Kapal KM Black Pearl yang mengantarkan kami ke Pulau Pramuka

Tepat jam 8 pagi, Kapal KM Black Pearl yang memiliki 6 mesin bertenaga masing – masing 250 HP ini pun mengangkat jangkarnya, tali tambat dilepas dari dolphin, dan perjalanan menuju Pulau Pramuka dimulai.

Baca juga : Naik Kapal Cepat ke Pulau Pramuka

Satu jam kemudian kami tiba di Pelabuhan Pulau Pramuka. Suasanya masih sepi dari wisatawan, kami pun menuju warung Bang Oji untuk beristirahat sambil sarapan (sarapan yang kesiangan)

Menuju Pulau Kotok

Usai sarapan, Pak Fahmi mencari kapal yang bisa mengantar kami ke Pulau Kotok. Kami deal dengan penawaran dari Ibu Lolon, ongkos antar jemput dari Pulau Pramuka ke Pulau Kotok Rp 400 ribu.

Sayangnya kami tidak langsung berangkat, sebab harus menunggu wisatawan lain yang ingin menuju Pulau Semak Daun, mereka menuju Pulau Pramuka dengan kapal kayu yang berangkat dari Pelabuhan Kali Adem. Jadinya kami harus menunggu hingga tengah hari.

RPTRA_Pulau_Pramuka
Mengisi waktu dengan bermain di RPTRA Tanjung Emas

Dua kapal kayu dari Pelabuhan Kali Adem yaitu KM Rindu Alam dan KM Dolphin Express tiba di Pulau Pramuka, disusul oleh Kapal Sabuk Nusantara 66 milik Pelni.

Setelah tamu – tamunya Ibu Lolon lengkap, barulah kami berangkat ke Pulau Kotok diselingi singgah ke Pulau Semak Daun untuk menurunkan wisatawan yang hendak kemping disana.

sewa_kapal_ke_pulau_kotok
Berangkat ke Pulau Kotok

 

wisata_pulau_semak_daun
Singgah di Pulau Semak Daun untuk menurunkan penumpang

 

foto_pulau_kotok
Pulau Kotok Besar dan Pulau Kotok Kecil dari kejauhan

 

Sekitar 45 menit dari Pulau Pramuka, kami mulai mendekati Pulau Kotok, pada bagian timur pulau ini terdapat penangkaran burung Elang Bondol yang menjadi maskot Provinsi DKI Jakarta. Burung Elang Bondol ini merupakan hasil sitaan atau penyerahan dari orang – orang yang dulunya memelihara burung yang dilindungi ini.

Kandang Burung Elang Bondol yang sedang tahap rehabilitasi

 

Akhirnya kami tiba di Pulau Kotok di sisi barat. Setelah mendarat, kami langsung melapor ke penjaga pulau ini yaitu Bapak Nadi. Untuk kemping di Pulau Kotok kita harus izin terlebih dahulu dan membayar uang kebersihan sebesar Rp 35 ribu per orangnya.

kemping_di_pulau_kotok
Kemping ceria di Pulau Kotok

 

Setelah mendapatkan izin untuk kemping, kami langsung mendirikan tiga tenda. Saya dan Pak Fahmi sibuk dengan tenda, sedangkan Pak Andi sibuk membuat perapian untuk membuat ikan tongkol asap, ikan tongkol ini adalah pemberian dari Ibu Lolon, jadi kalau lagi musim ikan, naik kapalnya Ibu Lolon kita bisa mendapatkan bonus ikan.

Sementara itu Vina dan Hanny, sibuk menjaga Fawwaz yang langsung asik bermain air setibanya di Pulau Kotok.

Explore Pulau Kotok

Setelah mendirikan tenda, Pak Fahmi mempersiapkan alat pancingnya, lalu menuju spot untuk mancing dengan teknik casting. Pak Andi telah selesai dengan perapiannya dan mulai memasak ikan tongkol asap. Sementara saya sendiri mulai mengeksplore Pulau Kotok.

Ikan tongkol asap, ikannya pemberian dari Ibu Lolon

 

Pulau Kotok memiliki luas sekitar 21 hektar. Pulau ini terbagi menjadi tiga pemilikan. 2 ha di bagian timur merupakan milik Taman Nasional Kepulauan Seribu dimana terdapat penangkaran Elang Bondol, untuk masuk kesana diperlukan izin di kantor balai TN Kepulauan Seribu yang ada di Pulau Pramuka. Di bagian tengah 17 ha dijaga oleh Pak Nadi, dan di sisi barat 2 ha dimiliki oleh orang lain.

“batasnya hanya sampai dermaga itu ya, sebab penjaganya sedang pulang kampung, kalau bagian timur harus ada izin dari Taman Nasional” kata Pak Nadi.

Pulau Kotok ini sebenarnya merupakan pulau resort yang tidak sembarangan orang boleh masuk, sayangnya entah mengapa sebabnya resort ini sudah tidak aktif lagi dan meninggalkan bangunan – bangunan yang tidak terawat, seperti rumah hantu.

Resort di Pulau Kotok yang terbengkalai

 

Adapun tempat Pak Nadi beraktivitas adalah sebuah bar bernama Cemara, dulu aktivitas ala resort berpusat di bar ini. Cemara bar saat ini juga tidak berfungsi lagi, satu – satunya minuman yang dilayani disini hanyalah Teh Manis Panas.

Jembatan kayunya pun sebagian besarnya sudah lapuk, harus sangat hati – hati jika ingin melewati jembatan tersebut.

Pulau Kotok memiliki pasir pantai yang putih, ombak lautnya cukup tenang dan aman untuk bermain meski begitu tetap harus hati – hati demi keselamatan.

Dari pulau – pulau di Kepulauan Seribu yang telah saya kunjungi sebelumnya seperti Pulau Semak Daun, Pulau Payung dan Pulau Gusung Pandan. Pulau Kotok inilah yang paling mengesankan bagi saya. Hutan di pulau ini masih sangat terjaga, begitu pun fauna yang ada di pulau ini.

Kelelawar bergantung di salah satu pohon yang ada di Pulau Kotok

 

Matahari Terbenam dan Makan Malam

Sore menjelang malam, matahari mulai tenggelam di bagian barat bumi. Pak Fahmi telah kembali dengan hasil pancingannya. Kali ini ia mendapatkan ikan kerapu dan ikan pasiran.

“harusnya saya bisa dapat lebih banyak dari ini, tapi ada beberapa tangkapan yang lompat waktu dilepas dari kail”

Ikan hasil tangkapan Pak Fahmi langsung dibersihkan, karena ukurannya tidak terlalu besar jadi enaknya di goreng aja. Sementara ikan tongkol asap buatan Pak Andi hampir matang. Nasi 3 mangkok yang dimasak secara liwet juga sudah masak.

Masak – masak buat makan malam

 

Makan malam kali ini bisa dibilang sangat mewah untuk acara kemping di sebuah pulau. Kami makan dengan lahap, rasanya enak sekali apalagi ditambah sambal matah buatan Vina. Ikan gorengnya apalagi, ini benar – benar ikan goreng terenak yang pernah saya makan, mungkin karena digoreng masih dalam keadaan sangat segar.

Menu makan malam kami

 

Hujan di Malam Hari

Usai makan malam, saatnya bersantai menikmati hembusan angin pantai yang menyegarkan. Langit hitam dihiasi oleh ribuan bintang – bintang. Namun, seketika langit gelap semua, bintang – bintang ditutupi awan mendung.

Rintik – rintik hujan mulai jatuh tak lama kemudian hujan deras mengguyur Pulau Kotok dan sekitarnya.

Tenda yang saya tempati bocor sebab waktu didirikan tadi tidak dipasang sebagaimana mestinya akibat terlalu percaya jika cuaca akan baik – baik saja. Ini menjadi pelajaran bagi kami selanjutnya, apapun cuacanya, tenda harus dipasang dengan benar. Inner dan outer harus memiliki space sehingga saat hujan outer tidak menyentuh inner yang mengakibatkan air merembes ke bagian dalam tenda.

Saya dan Pak Fahmi langsung membenarkan outer tenda sehingga tenda aman meski dilanda hujan. Hujan tak berlangsung lama, tapi kesejukannya masih terasa, membuat Fawwaz aman berada di dalam tenda. Dan kami pun tertidur hingga pagi tiba.

Matahari Terbit dan Kicau Burung

Saya terbangun di shubuh hari, segera menuju ke paturasan untuk berwudhu. Alhamdulillah, kami telah melewati malam hari di Pulau Kotok.

Perlahan matahari di ufuk timur mulai memunculkan dirinya, sayangnya saat itu ia tertutup oleh awan sehingga bulatan keemasannya tak nampak.

matahari_terbit_di_pulau_kotok
Sunrise di Pulau Kotok

 

Saat hari sudah mulai terang, kicau burung saling bersahut – sahutan. Tepat di depan tenda kami, ada sarang burung yang entah apa namanya sebab saya bukanlah seorang pengamat burung, hanya suka saja mendengar dan melihat burung terbang di habitatnya.

fauna_di_pulau_kotok
Sepasang burung hinggap di pohon pinus

 

Saya mengajak Hanny untuk melihat – lihat burung di tempat lain, dan kami menemukan burung jenis lainnya. Di sebelah cemara bar, ada sebuah pohon dimana banyak sekali burung – burung berukuran kecil berwarna hijau saling bermain. Ah sayang, pada saat tiba di pohon ini saya tidak membawa kamera.

Kembali ke Pulau Pramuka

Kami harus merapihkan tenda lebih dini sebab tetangga sebelah kami jadwal keberangkatan kapalnya jam 12 siang. Kami menyewa kapal yang sama dengan mereka sehingga kami harus mengalah untuk kembali ke Pulau Pramuka lebih awal, padahal jadwal kapal kami jam 3 sore, harusnya kami masih ada waktu untuk leyeh – leyeh di Pulau Kotok.

Dari Pulau Kotok, singgah di Pulau Semak Daun menjemput tamu lainnya, lalu lanjut lagi ke Pulau Pramuka.

Masih ada tiga jam sebelum jadwal keberangkatan kapal cepat menuju Dermaga Marina. Waktu itu kami habiskan dengan cari jajanan khas Pulau Pramuka seperti cilung dan telur gulung.

Jam setengah tiga, kami telah berkumpul di pelabuhan, menunggu nama kami dipanggil untuk masuk ke kapal. Tepat jam tiga, kami meninggalkan Pulau Pramuka dan kembali ke Jakarta.

Biaya Perjalanan

Bagian ini bisa menjadi gambaran bagi anda yang ingin melakukan hal sama seperti kami. Harga yang tertera bisa saja berubah

  • Tiket masuk Ancol = Rp 15.000
  • Tiket kapal cepat Dermaga Marina Ancol – Pulau Pramuka PP = Rp 300.000
  • Sewa Kapal Pulau Pramuka – Pulau Kotok PP = Rp 400.000/4 = Rp 100.000
  • Uang kebersihan Pulau Kotok = Rp 35.000
  • GrabCar Cilandak Town Square – Taman Impian Jaya Ancol PP = Rp 300.000/4 = Rp 75.000
  • Logistik = bawa masing – masing, jadi ga dihitung ya

Total biaya perjalanan ini Rp 525.000, belum termasuk alat snorkeling (karena kami waktu itu memang tidak berencana buat snorkeling) dan logistic.

Biaya ini bisa lebih murah lagi jika anda ke Pulau Pramuka dengan kapal kayu dari Pelabuhan Kaliadem, dan anda berangkat dengan jumlah rombongan lebih banyak, sehingga uang sewa kapalnya bisa ditekan.

Info Lainnya Tentang Pulau Kotok

  • Pulau Kotok ini merupakan pulau resort jadi untuk kemping disini harus izin ke penjaga
  • Suasananya masih alami banget, burung – burungnya juga banyak, cocok buat yang suka foto burung
  • Di pulau ini kita bisa menyaksikan sunrise dan sunset
  • Hati – hati dengan tikus yang berkeliaran, jaga bahan makanan jangan sampai tercecer diluar tenda
  • Pagi hari, hati – hati dengan keberadaan biawak yang mencari makan

Contact Person

Sewa Kapal Pulau Pramuka, Ibu Lolon WA 0852-1732-7596

Leave a Reply