(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login
(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login

Keraton Kasepuhan, Keraton Paling Megah di Cirebon

bangunan_keraton_kasepuhan

Kota Cirebon memiliki 4 keraton, 3 diantaranya sudah saya kunjungi yaitu Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan dan Keraton Kasepuhan. Dari ketiganya yang paling menarik adalah Keraton Kasepuhan sebab menurut saya keraton inilah yang paling besar dan paling siap dalam hal menerima kunjungan wisatawan.

Wisata Keraton Kasepuhan

Keraton ini terletak di Jalan Keraton Kasepuhan No. 43, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk.

Dari Stasiun Kejaksan, lokasinya berjarak sekitar kurang lebih lima kilometer. Kalau naik Taksi Online paling habis Rp 15 ribuan.

Pada kunjungan pertama ke Cirebon saya telah mengunjungi keraton ini namun karena sudah terlalu sore, saya tidak bisa mengeksplore lebih lama. Oleh karena itu ketika saya mendapatkan kesempatan untuk berlibur di Cirebon, saya kembali mengunjunginya.

Kami kesana usai mengunjungi Pantai Kejawanan, sebuah pantai di pesisir Cirebon yang memiliki panorama Gunung Ciremai.

Baca juga : Pantai Kejawanan Cirebon

Tiba di area parkir motor, kami langsung disamperin petugas parkir yang memberikan secarik kertas pertanda retribusi parkir motor.

Kami segera membeli tiket masuk, harganya Rp 15 ribu per orang. Di loket pembelian tiket terdapat beberapa orang yang bisa memberikan jasa guide untuk memandu selama mengeksplore area keraton.

Setelah melewati pemeriksaan tiket, kami mulai memasuki area Keraton, bangunan pertama yang kami lihat adalah Siti Hinggil.

Siti Hinggil adalah bangunan terdepan saat pengunjung memasuki kawasan Keraton.

Di dalam kompleks Siti Hinggil terdapat lima bangunan tanpa dinding, dengan bangunan utama bernama Malang Semirang. Bangunan ini memiliki enam tiang yang melambangkan rukun iman. Namun secara keseluruhan, bangunan ini memiliki tiang berjumlah dua puluh yang melambangkan sifat-sifat Allah.

Mande Pengiring, salah satu bangunan yang ada di kompleks Siti Hinggil
Gapura keraton yang mendapatkan sentuhan ala Hindu

Sejarah Keraton Kasepuhan

Pada tahun 1430, Pangeran Walang Sungsang atau Cakrabuana yang merupalan putra mahkota Kerajaan Padjajaran, mulai membangun Keraton Pakungwati yang didalamnya terdapat Sumur Kejayaan.  Keraton Pakungwati merupakan keraton pertama di Kota Cirebon. Saat keraton mulai dibangun Cirebon masih disebut Caruban.

Kompleks Keraton

Kemudian pada tahun 1529, Pangeran Mas Mochammad Arifin II yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati mendirikan Keraton Kasepuhan. Tujuannya untuk memperluas bangunan pesanggerahan Keraton Pakungwati.

Patung macan ali

Ada pembangunan Siti Inggil atau tanah yang tinggi serta lima bangunan tanpa dinding. Selain itu, ada tambahan pembangunan bagian inti keraton yang kini dipakai sebagai tempat tinggal raja.

Ada Apa Saja di Keraton Kasepuhan?

Boleh dikatakan Keraton Kasepuhan Cirebon tidak semegah Keraton Yogyakarta dan Solo. Namun keraton ini tetap menarik untuk dikunjungi. Disini kita bisa melihat beragam benda kuno tersimpan, mulai dari Lukisan Prabu Siliwangi hingga Ukiran Kama Sutra serta berbagai macam gamelan kuno.

Bagi yang menyukai arsitektur terutama bangunan – bangunan lama peninggalan kerajaan atau kesultanan, Keraton Kasepuhan tempatnya, sebab tiap bangunan yang ada disini menyiratkan makna yang dalam.

Keraton Kasepuhan menempati lahan seluas 25 hektar yang terdiri dari berbagai macam bangunan. Bangunan Siti Hinggil merupakan bangunan pertama atau bangunan paling terdepan saat pengunjung memasuki kawasan keraton.

Sementara pada bagian paling belakang Keraton Kasepuhan terdapat Keraton Pangkuwati. Keraton ini merupakan bangunan pertama yang dibangun Pangeran Cakrabuana selaku Kuwu. Kuwu merupakan sebutan bagi pemerintah yang turut menyebarkan Islam di Cirebon.

Di dalam kompleks Keraton Pakungwati, pengunjung juga bisa melihat dan merasakan petilasan peninggalan Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati. Semua bangunan dan berbagai koleksi tersebut masih terjaga dengan apik.

Selain menjadi tempat pelestarian budaya, Keraton ini juga masih mengadakan berbagai acara tradisi yang diselenggarakan setiap tahun. Acara Panjang jimat salah satunya. Panjang jimat adalah acara yang diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

4 Hal Menarik yang Bisa Dilakukan di Keraton Kasepuhan

1 – Mengunjung Bangsa Keraton Kasepuhan

Disini kita bisa melihat berbagai aneka ornamen – ornament bangsal yang memiliki ukiran – ukiran dengan warna hijau dan lampau Kristal di tengah.

Selain itu juga ada keramik – keramik Belanda dan China yang menempel pada dinding – dinding ruangan. Tiap gambar pada keramik tersebut memiliki makna tersendiri.

2 – Melihat Peninggalan Benda – benda Kuno

Keraton Kasepuhan memiliki peninggalan benda – benda kesultanan seperti tempat abu rokok Sultan Sepuh XI, Meriam dari Portugis, peti dari China, peti jamu, gelas – gelas dari zaman VOC dan aneka peninggalan benda kuno lain.

Keramik yang menempel pada dinding keraton yang menggambarkan kehidupan di Eropa

3 – Melihat Kereta Kesultanan Cirebon

Sama seperti di Keraton Kanoman, disini juga tersimpan Kereta Singa Barong. Kereta ini mulai digunakan sejak abad ke-15 hingga tahun 1950. Bentuk dari kereta tersebut mendapatkan pengaruh dari China, India dan Timur Tengah

4 – Membasuh Wajah di Sumur Agung

Sumur Agung disini dulunya digunakan oleh para wali untuk mandi dan berwudhu. Sedangkan untuk tradisi keraton, sumur ini digunakan untuk siraman tujuh bulan, midodareni dan lain – lain.

Paling Istimewa

Cirebon memiliki 4 keraton yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabonan. Dari keempatnya yang paling istimewa, cantik dan megah adalah Keraton Kasepuhan. Mengapa?

Keraton Kasepuhan dan pernak – pernik yang tersimpan di dalamnya adalah perpaduan dari tiga agama, yaitu Islam, Hindu, dan Budha serta tiga budaya yaitu Jawa, Tiongkok, dan Eropa. Perpaduan ini menjadikan Keraton ini lebih istimewa dari keraton lainnya.

Saat memasuki gerbang Keraton kita akan merasakan unsur Hindu yang begitu kental. Tembok keraton yang terdiri dari bata merah dan bentuk gapura keraton serupa dengan arsitektur bangunan Hindu seperti keraton Majapahit.

Dari sisi budaya, keberadaan Siti Hinggil dan pendopo-pendopo kecil adalah representasi dari bangunan Jawa. Sementara, terdapat juga keramik-keramik dinding yang punya 2 corak, Eropa dan Tiongkok.

Di Taman Bundaran Dewandaru yang terletak di kompleks tengah keraton, unsur Hindu bisa dijumpai dalam wujud Lembu Nandu. Sementara, unsur Eropa berwujud meriam hadiah dari Thomas Stanford Raffles.

Benda kuno keraton yang menunjukkan dengan jelas perpaduan unsur berbagai agama dan budaya adalah kereta kencana Singa Barong, kereta kencana tua canggih pertama buatan Indonesia

Pada bagian depan kereta, terdapat wujud hewan yang merupakan gabungan dari tiga hewan sekaligus, yakni gajah, garuda, dan naga. Belalai gajah adalah lambang agama Hindu, garuda bersayap burak adalah lambang Islam, sedangkan naga adalah lambang Buddha.

Keistimewaan kereta kencana Singa Barong lainnya adalah sayap burak yang bisa bergerak saat kereta berjalan. Ini membuat sayap bisa berfungsi seperti kipas angin bagi sang raja yang ditandu.

1 Response

Leave a Reply