Tiap kali saya mengajak istri ke daerah yang baru dikunjunginya, selain mengajaknya melihat berbagai objek wisata yang ada saya juga selalu membujuk dia untuk mencicipi makanan khasnya. Pun halnya saat kami Wonosobo. Salah satu makanan khas disini adalah Mie Ongklok.
Sebenarnya di Dieng banyak yang menjual Mie Ongklok, namun bagi saya lebih afdhol kalau makan mie tersebut di tempat yang legend dan menjadi favorit bagi wisatawan.
Kedai yang saya maksud adalah Mie Ongklok Longkrang yang ada di Jalan Pasukan Ronggolawe, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Mie Ongklok Longkrang sudah eksis sejak tahun 1975. Saya telah berkali – kali mengunjungi Dieng dan pada saat perjalanan turun dari Dieng menuju Wonosobo, saya selalu menyempatkan diri untuk singgah disini.
Nah kali ini berhubung istri pertama kalinya ke Wonosobo, maka saya ingin ia mencicipi kelezatan mie khas Wonosobo ini.
Baca juga : Mie Aceh Pak Wa Din, Paling Enak Se-Lhokseumawe
Kami mulai turun dari Dieng tepat tengah hari, dengan menumpang mikro bis kami menuju Wonosobo. Kami turun dari mikro bis saat melintasi Jalan Pasukan Ronggolawe, tempat dimana kedai Mie Ongklok Longkrang berada.
Saat itu suasananya ramai sekali. Mobil – mobil terparkir mengisi bahu jalan. Wajar saja, sebab kami kesana pada saat liburan tahun baru. Dan memang kedai ini selalu menjadi tujuan bagi wisatawan usai mengunjungi Dieng. Biasanya mereka akan kesini sebelum kembali ke kota asalnya.

Melihat suasana yang ramai, membuat saya agak ragu apakah mau menunggu demi seporsi mie ongklok atau mengurungkan niat dan kembali naik angkot atau bis menuju Terminal Mendolo, sebab kami belum memesan tiket pulang. Apalagi ini kan dalam suasana liburan, pastinya tiket bis menjadi rebutan.
Tapi kok ya tanggung? Sudah sampai sini masa gak jadi?
Ya sudahlah, kami putuskan untuk singgah disini. Setelah mendapatkan tempat duduk, salah seorang pelayan menghampiri kami. Kami memesan dua porsi mie ongklok serta seporsi sate daging sapi sebagai pelengkap.
Setelah mencatat pesanan kami, pelayan itu memberi kami nomor antrian.
Dan astaga, nomor antrian kami adalah 95. Sementara itu nomor antrian yang baru dilayani adalah nomor 50. Berapa lama kami harus menunggu? Saat itu jam telah menunjukkan pukul 15.00, sementara itu bus tujuan ke Cicaheum Bandung berangkat dari Terminal Mendolo jam 16.00
Ah, semoga saja tidak akan lama dan mereka bisa membawa pesanan kami lebih cepat. Namun kenyataannya pesanan kami baru datang 45 menit kemudian, jadi tiap nomor antrian butuh waktu satu menit.
Mie ongklok telah terhidang di hadapan kami. Dari tampilannya sudah sangat menggoda. Mie ongklok merupakan mie yang bercampur dengan kol dan daun kucai. Kuah pada mie ini begitu kental, ia terbuat dari racikan bawang merah, bawang putih, sari pati nabati, ebi (udang kecil), kecap dan gula merah. Pada bagian atasnya disiram dengan bumbu kacang.

Hidangan ini disebut mie ongklok sebab pada saat mie ini dimasak campuran mie bersama kol dan daun kucai dalam saringan bambu, harus rajin di ongklok – ongklok (digoyang – goyang) agar matang merata di semua bagian.
Baca juga : Mie Koclok Panjunan, Mie Kocok Terenak se-Cirebon
Rasanya tidak lengkap makan mie ongklok tanpa kehadiran sate daging sapi dan tempe kemul. Tempe kemul adalah tempe goreng yang berbalut tepung, namun cenderung lebih kering dari mendoan. Selain tempe kemul ada juga cireng atau disini disebut sebagai geblek, ia adalah makanan yang terbuat dari paduan bawang putih, kelapa dan adonan tepung kanji, yang kemudian digoreng.

Biasanya tempe kemul dan geblek sudah terhidang di atas meja pelanggan tanpa harus kita memesannya terlebih dahulu.
Oke, tanpa menunggu waktu lama usai difoto mie ongkloknya, saatnya kami menyantap.
Bagaimana rasanya?
Mie ongklok longkrang memang tidak pernah mengecewakan, rasanya enak banget. Kuah kentalnya itu memiliki cita rasa manis dan gurih. Jadi pecinta pedas, anda harus menuangkan beberapa sendok sambal ke dalam kuah.
Sate daging sapi yang ada disini juga enak, dagingnya begitu lembut dan rasanya begitu nikmat. Cita rasa bumbu yang meresap ke dalam daging akan pecah saat ia masuk ke dalam mulut.
Usai menyantap mie ongklok yang amat sedap ini, kami pun membayarnya. Harganya terjangkau, namun saya lupa harga pastinya sebab cerita ini sudah lama sekali (awal tahun 2020) dan baru sempat saya tuliskan saat ini.
Kami pun segera memesan taksi online untuk mengantar kami ke Terminal Mendolo. Dan sesampainya disana bis tujuan Cicaheum Bandung baru saja pergi. Kami ketinggalan bis hanya untuk seporsi mie ongklok.