Pada saat kami menuju Takengon dari Lhokseumawe, setelah menempuh perjalanan sejauh 29 kilometer dari Jalan Medan Banda Aceh, kami memasuki Kawasan Puncak Gunung Salak. Disini banyak sekali bertebaran kafe dan resto yang bersedia menyambut pengunjung atau pejalan untuk beristirahat. Salah satu resto yang ada disana adalah Puncak Hill Resto.
Berhubung kami belum sarapan waktu berangkat, kami sempatkan untuk singgah di Puncak Hill Resto. Jadi bisa istirahat sambil menikmati sarapan yang tertunda.
Baca juga : Menikmati Panorama Danau Laut Tawar Dari Pantan Terong
Kalau dilihat dari bentuknya Puncak Hill Resto dan resto – resto yang ada disekitarnya masih terbilang baru. Puncak Hill Resto sendiri baru diresmikan pada Januari 2018 oleh Bupati Aceh Utara, H. Muhammad Thaib.
Kawasan Puncak Gunung Salak mulai ngetrend semenjak Jalan Lintas Bener Meriah selesai di bangun. Dari pembangunan itu muncul lah beberapa café dan resto di Kawasan ini.
Puncak Hill Resto menyediakan menu makanan diantaranya nasi goreng, mie goreng, ayam goreng, cane dan banyak lagi. Untuk minumnya ada teh, kopi, dan aneka jus. Untuk harganya masih bisa dibilang bersahabat untuk dilokasi wisata seperti ini.
Puncak Hill Resto ini punya tempat yang cukup luas, terdiri dari dua tingkat. Kalau mau menikmati panorama Gunung Salak, enaknya ambil yang di tingkat dua. Di tingkat dua kita bisa duduk di pondok – pondok kecil yang disediakan.
Setelah mendapatkan tempat duduk, kami langsung memesan menu Nasi Goreng Kampung, Nasi Goreng Thailand dan Cane Susu. Untuk minumnya teh tarik dan kopi tiramisu. Sebelumnya saya ingin pesan Mie Aceh, tapi menu ini belum tersedia di pagi hari.
Karena masih pagi, pengunjungnya belum terlalu ramai jadi harapan kami pesanan kami bisa dengan cepat diantar.
Proses penyajian minuman ada di tingkat dua, sehingga untuk pesanan minumannya dengan cepat diantar. Sementara itu makanannya belum juga datang.
Untuk membunuh waktu, kami mencari lokasi terbaik untuk menyaksikan panorama Gunung Salak dan mengabadikannya dalam foto. Selain itu mengajak Fawwaz bermain, melihat kolam ikan sampai dia bosan.
Baru sekitar 30 menit kemudian pesanan kami diantar. Langsung saja kami santap, karena sudah kelaparan ditambah udara yang dingin membuat kami makin berselera.
Nasi Goreng Kampung olahan Puncak Hill Resto rasanya seperti nasi goreng biasa tapi tanpa ditambah kecap manis. Sedangkan Nasi Goreng Pattaya itu hanya berbeda penyajian saja, nasi gorengnya dibalut dengan telur dadar. Jadi Nasi Goreng Pattaya dan Nasi Goreng Kampungnya, rasanya sama saja.
Sementara itu saya agak terkejut dengan porsi cane susunya, karena sedikit banget untuk roti cane yang dibanderol dengan harga Rp 12 ribu.
Untuk minumannya, teh tariknya biasa aja, kopi tiramisunya juga gag terlalu istimewa dan manis banget. Biar biasa aja, tapi semuanya tetap habis kami santap. Hehe..
Saya lupa harus membayar berapa untuk total minuman dan makanan yang kami santap, yang jelas tidak lebih dari Rp 100 ribu.
Setelah sarapan di Puncak Hill Resto, kami melanjutkan perjalanan ke Takengon. Nantinya kami akan singgah di Obyek Wisata Pantan Terong untuk menyaksikan keindahan Danau Laut Tawar dari ketinggian.