(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login
(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login

Melihat Danau Laut Tawar Dari Dekat di Dermaga Takengon

obyek_wisata_danau_laut_tawar

Setelah menikmati keindahan Danau Laut Tawar dan hamparan Kota Takengon dari Pantan Terong. Selanjutnya kami ingin melihat danau yang disebut oleh Suku Gayo dengan sebutan Danau Lut Tawar ini dari dekat.

Dari area parkir, kami melaju melewati jalan menurun menuju Kota Takengon yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Pantan Terong.

Baca juga : Menikmati Keindahan Danau Laut Tawar dari Pantan Terong

Tak lama kemudian kami sudah tiba di Kota Takengon yang merupakan Ibukota Kabupaten Aceh Tengah.

Lalu kemana jika mau melihat Danau Laut Tawar dari dekat?

Saya segera mencari tahu melalui google maps, dan sepertinya lokasi yang cocok untuk disambangi ialah Dermaga Takengon. Saya klik Dermaga Takengon untuk mencari tahu petunjuk arah kesana.

Kami pun tiba di area parkir Dermaga Takengon.

Setelah memarkirkan mobil, kami berjalan menuju jetty tempat dimana Kapal Lut Tawar Wisata I berada.

Kondisi Dermaga Takengon (disebut juga dengan Dermaga Tetunjung) cukup memprihatinkan, bangunan dermaga yang dibangun sejak tahun 2009 melalui anggaran APBA terlihat terbengkalai. Sebagian kondisi bangunan dalam keadaan rusak. Di kanan kiri tumbuh eceng gondok, sangat subur, sehingga menutupi sebagian besar tepian danau.

Dermaga ini dibangun sejak tahun 2009 dan memakan biaya sekitar Rp 1,8 Milyar

 

Eceng gondok menutupi tepian Danau Laut Tawar

Kondisi miris ini ditambah dengan adanya Kapal KM Laut Tawar yang terbengkalai. Kapal yang terbuat dari bahan utama fiber glass ini bisa dipastikan kondisinya sudah tidak laik jalan. Ia dibiarkan begitu saja teronggok, terpapar terik matahari dan hujan. Biaya operasional yang tinggi menjadi alasan kapal tersebut tidak lagi digunakan.

Kapal KM Laut Tawar yang dibiarkan teronggok di dermaga

Terlepas dari keadaan dermaga yang memprihatinkan, perhatian kami tertuju pada Kapal Lut Tawar Wisata I yang waktu itu sedang menaikan penumpang.

Kapal Lut Tawar Wisata I

Kapal Lut Tawar Wisata I adalah kapal wisata yang mengajak wisatawan untuk menikmati Danau Laut Tawar dengan cara lain, yaitu berlayar ke tengah danau. Kapal ini terbuat dari kayu dan digerakan oleh motor mesin (saya kurang tahu berapa kapasitas motor mesin penggerak kapal ini).

Kapal Lut Tawar Wisata I sedang berlayar ke tengah danau

 

Kapal Lut Tawar Wisata I mulai melayani wisatawan sejak tahun 2016, selain Wisata I ada juga Wisata II. Tapi waktu itu saya hanya melihat yang Wisata I saja.

Saya bersama wisatawan lain yang datang ke dermaga ini tertarik untuk naik ke kapal tersebut, apalagi ongkos naik kapalnya juga murah, hanya Rp 20 ribu per orang.

Sayangnya ketika itu kapal sudah disewa oleh satu keluarga yang hendak menuju ke tepian Danau Laut Tawar bagian lainnya (saya tak tahu di tepian mana mereka akan berhenti)

Kami pun harus kecewa karena tidak bisa ikut menikmati Danau Laut Tawar dari kapal itu. Para wisatawan yang tidak jadi naik kapal,  kembali menuju ke kendaraannya masing, mereka langsung meninggalkan area Dermaga Tetunjung, dan dalam waktu sekejap dermaga ini kembali sepi.

Selfie sebelum meninggalkan Danau Laut Tawar

 

Karena tidak ada aktivitas menarik yang bisa kami lakukan disini, kami pun kembali ke Kota Takengon untuk makan siang (makan siang yang terlambat)

Leave a Reply