Curug Cisurian merupakan salah satu spot menarik yang ada di Blok Ipukan yang juga merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Ciremai.
Pada Mei 2018, saya pernah mengunjungi lokasi ini bersama rekan – rekan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan didampingi oleh salah seorang Staf Ahli Menteri LHK, Ibu Hanni Adiati.
Ketika itu lokasi ini dipilih sebagai tempat praktik setelah mendapatkan materi smartphone videography, saya yang ketika itu menjadi salah satu peserta membuat video tentang Katak Merah yang ada di sekitar Curug Cisurian. Pada saat lomba Green Ramadhan 2018, saya menjadikan video tersebut untuk turut serta dalam lomba. Hasilnya, saya menjadi juara pertama.
Wisata ke Curug Cisurian di Blok Ipukan
Di hari ketiga ini, setelah sebelumnya menjelajahi Cirebon. Saya mengajak istri dan anak mengunjungi Blok Ipukan. Meski saya pernah kesana, namun kali ini bersama yang tercinta, tentu saja ceritanya akan berbeda dan jauh lebih indah.
Kami memulai perjalanan dari Cirebon menuju Blok Ipukan sekitar jam 09.00, bisa dibilang agak kesiangan memang. Ya, sejak ada Fawwaz, kami harus menyesuaikan waktu dengan dia. Menunggu dia bangun tidur, mandi, dan makan itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Jarak antara Cirebon dan Blok Ipukan sekitar 40 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 1 – 1,5 jam perjalanan. Dengan bermodalkan petunjuk dari google maps, kami menuju Blok Ipukan.
Memang teknologi telah memudahkan segalanya namun untuk urusan penunjuk arah ada baiknya kita tetap bertanya kepada orang sekitar. Di perjalanan ini akibat terlalu percaya arah dari google maps kami masuk gang di sebuah kampung dan memutarinya hingga dua kali.
Tukang bakso yang melihat kami mutar – mutar gag jelas ini langsung memberi tahu arah sebenarnya.
“kalau ngikutin hape pasti nyasar kesini, sudah banyak (yang nyasar)” kata kang bakso
“harusnya tadi ikutin aja jalan utama, nanti lewat Cigugur” katanya lagi
Kami pun memutar arah dan kembali ke jalan utama hingga ke Cigugur. Dari Cigugur terus sampai akhirnya kami tiba di pintu masuk Blok Ipukan.
Kami membayar tiket masuk sebesar Rp 15 ribu per orangnya (belum termasuk parkir), dari pintu masuk saya terus menarik tuas gas hingga ke area parkir.

Setibanya di area parkir, kami istirahat terlebih dahulu di sebuah pondok yang memang menjadi fasilitas bagi pengunjung. Di area parkir ini juga terdapat viewing platform yang menjadi tempat bagi pecinta selfie dengan latar Gunung Ciremai. Sayangnya siang itu kabut pekat telah menutupi Gunung Ciremai.

Trekking ke Curug Cisurian
Usai beristirahat, kami mulai mengayunkan langkah menuju Curug Cisurian yang berjarak sekitar 1 kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu 10 – 15 menit.

Fawwaz begitu menikmati trekking ini, tidak ada rewel darinya. Membuat trekking bersamanya menjadi lebih mudah.
Kami pun tiba di Curug Cisurian yang airnya jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter ini. Jika dilihat sekilas, memang Curug Cisurian tidak begitu menarik sebab air terjunnya terbilang kecil, apalagi saat musim kemarau. Namun yang menjadikan air terjun ini layak dikunjungi ialah keberadaan Katak Merah (Leptophryne cruentata) yang hidup di sekitarnya.

Katak Merah ini menjadi indikator kualitas air dan udara habitatnya. Apabila populasinya berkurang menjadi pertanda adanya penurunan kualitas lingkungan. Pada kunjungan sebelumnya, saya dapat dengan mudah menemui Katak Merah ini di sekitar bebatuan. Namun kali ini saya tidak menemukannya.

“sekarang mah susah nemuinnya” kata Eko, pengunjung asal Kuningan yang mengaku sering berkunjung kesini.
Usai menikmati suasana di Curug Cisurian, kami pun beralih ke curug berikutnya yang lokasinya tidak berjauhan yakni Curug Payung
Baca juga : Curug Payung, Tetangganya Curug Cisurian
[…] Baca juga : Curug Cisurian Ipukan […]
[…] Baca juga : Katak Merah di Taman Nasional Gunung Ciremai […]
[…] Baca Juga : Curug Cisurian di Taman Nasional Gunung Ciremai […]