(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login
(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login

Danau Kaolin Luka di Muka Bumi yang Menjadi Destinasi

obyek wisata danau kaolin

Danau Kaolin – Saat pesawat akan mendarat di Pulau Belitung, dari balik jendela anda bisa menyaksikan panorama berupa lubang – lubang galian bekas tambang.

Ada dua bekas tambang, jika warnanya hitam itu merupakan tambang timah, sedangkan kalau warna putih, itu menandakan tambang kaolin. Di tulisan ini kita bahas kaolin saja ya.

Permukaan bumi yang dikeruk untuk diambil mineralnya tersebut menyisakan lubang – lubang dalam yang menganga. Pada saat musim hujan, lubang tersebut akan terisi air dan jadilah ia sebuah danau.

Aktivitas penambangan mineral kaolin

Di Belitung banyak terdapat Danau Kaolin, namun yang paling populer dan saat ini menjadi destinasi wisata adalah danau yang berada di Jalan Murai, Desa Air Raya, Tanjung Pandan.

Danau ini terletak sekitar 11 kilometer dari Bandara HAS Hanandjoeddin yang bisa ditempuh dalam waktu singkat yaitu sekitar 15 menit perjalanan.

Biasanya wisatawan yang mengikuti Paket Tour Belitung akan mengunjungi danau ini pada hari pertama kedatangannya. Karena lokasinya yang berdekatan dengan bandara, setelah itu mereka akan kembali melanjutkan perjalanan ke arah Belitung Timur.

Video mengunjungi Danau Kaolin Belitung

Wisatawan yang berkunjung kesini biasanya hanya menghabiskan waktu paling lama 15 menit. Karena memang tidak banyak yang bisa dilakukan disini, paling hanya sekedar melihat danau dengan airnya yang berwarna biru terang atau sesekali hijau tosca, lalu foto – foto. Selesai. Apalagi tempat ini merupakan area terbuka ditambah lagi cuaca khas pulau kecil yang amat terik.

berkunjung ke danau kaolin
Areanya terbuka, cuacanya terik jadi gag perlu lama – lama disini

Tapi selain siang hari, sebenarnya Danau Kaolin ini juga asik dikunjungi di pagi hari terutama sebelum matahari terbit. Tidak banyak wisatawan yang tahu kalau danau ini merupakan salah satu spot untuk menyaksikan matahari terbit di Belitung.

Mengunjungi Danau Kaolin

Maret 2020, saya kembali ke Belitung bersama anak dan istri. Kami ke Belitung menggunakan maskapai Air Asia Indonesia yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta sekitar jam 5 sore, sehingga ketika hendak mendarat kami tidak menyaksikan panorama danau – danau bekas tambang.

Baca juga dong : Ke Belitung Bersama Air Asia!

Di hari kedua, agenda kami ialah mengunjungi obyek wisata yang ada di Belitung Timur. Karena Danau Kaolin ini searah, jadi sayang banget rasanya kalau kami tidak mengunjunginya sekalian.

Dari pusat kota Tanjung Pandan, Danau Kaolin berjarak sekitar 6 kilometer yang dapat ditempuh dalam waktu 10 menit saja.

Tiba di lokasi, kami langsung memarkirkan motor dan berjalan mendekati tepian danau yang saat ini telah di beri pagar dari potongan kayu sebagai pengaman.

Sekarang sudah ada pagar pengaman di tepi danau kaolin

Kami cukup beruntung kali ini, sebab cuaca sedang cerah maka air danau berwarna hijau tosca dengan tepiannya berupa tanah liat berwarna putih yang seolah seperti salju. Langit juga dihiasi awan – awan yang menggantung yang direfleksikan oleh permukaan air danau yang tenang.

Obyek wisata yang kami kunjungi ini sebenarnya adalah luka di permukaan bumi akibat dari aktivitas pertambangan. Semestinya lubang yang diakibatkan oleh pertambangan ini harus direklamasi, namun karena debit air hujan yang tak terbendung dan lubang yang semakin besar, mereka mengurungkan niat reklamasi. Apalagi saat ini malah menjadi salah destinasi wisata Belitung.

Swafoto lengkap dengan latar danau kaolin

Kalau anda membaca artikel – artikel bertemakan Destinasi Wisata Wajib di Belitung, maka anda pasti menemukan Danau Kaolin sebagai salah satu daftarnya.

Apa Itu Kaolin?

by the way, dari tadi sebut – sebut Kaolin. Sebenarnya apa sih Kaolin itu?

Kaolin adalah sejenis mineral tanah liat yang mengandung aluminium silikat. Material ini biasa dijadikan salah satu bahan untuk membuat porselen, kain, kertas, pasta gigi, hingga kosmetik. Daratan sekitar Danau Kaolin berwarna putih, karena mengandung mineral tersebut.

Hasil dari tambang kaolin diekspor ke berbagai negara diantaranya Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Penjual Batu Satam di Danau Kaolin

Saat mengunjungi Danau Kaolin, kami bertemu Bang Rahman. Ia adalah penjual batu satam, batu akik khas Belitung.

Ia mengaku telah mangkal di Danau Kaolin kurang lebih sejak empat tahun yang lalu.

Dulu saya pernah mendengar kalau Batu Satam ini terjadi karena pada zaman dahulu pernah ada meteor yang jatuh di Pulau Belitung yang kaya akan kandungan mineral timah. Nah, meteor yang tercampur dengan timah inilah yang konon menjadi Batu Satam.

Penjual batu satam di Danau Kaolin

Orang Belitung sepertinya sangat bangga dengan batu satam, sebab batu ini dibuat replica berukuran besar dan di pajang tepat di tengah kota, menjadi titik nol kilometer Belitung yang bisa anda temui di Batu Satam Square.

Saya sempat mengobrol dengan Bang Rahman untuk sedikit mengorek informasi mengenai batu satam ini.

“Satam merupakan kepanjangan dari empedu hitam, batu ini pertama kali ditemukan oleh Penambang China sekitar abad ke-17” kata Bang Rahman membuka obrolan

“batu ini memiliki gelombang elektromagnetik positif dan sangat baik untuk terapi kesehatan, sudah ada bukti – bukti di jurnal – jurnal google” katanya menambahkan

“batu ini hanya bisa ditemukan di Belitung saja, jadi sayang banget kalau ke Belitung enggak beli ini”

Batu Satam juga dikenal dengan sebutan batu empedu ular atau berlian hitam. Bang Rahman menjual batu ini mulai dari Rp 50.000 hingga ada juga yang mencapai Rp 2 juta, tergantung dari ukurannya.

Saya bukanlah penyuka batu – batuan, jadi saya tidak tertarik untuk membelinya. Namun saya sangat berterima kasih kepada Bang Rahman yang mau berbagi informasi mengenai batu satam.

Di akhir pembicaraan Bang Rahman memberikan saya kartu nama serta alamat gerainya yang ada di dekat Kawasan wisata Pantai Tanjung Pendam.

2 Responses

Leave a Reply