Kue Balok Kang Didin beralamat di Jalan Abdurrahman Saleh No.52, berdekatan dengan Bandara Husein Sastranegara. Kami menuju kesana usai menyiksa lidah dengan seblak pedas Deu Tjenghar. Habis disiksa dengan rasa pedas, kini saatnya icip – icip yang manis – manis.
Perjalanan menuju Kue Balok Kang Didin agak tersendat, sebab kami berkendara di sore hari ,waktu dimana orang – orang pulang bekerja.
Berada di tepi jalan raya dengan nama besar yang tertera pada plangnya membuat kue balok ini mudah sekali ditemui. Tak seperti waktu ke Batagor Haji Isan di Jalan Bojongloa, dimana kami harus masuk ke jalan perumahan terlebih dahulu, karena lokasinya memang disitu.
Baca juga : Ini Dia Tempat Batagor Terenak di Bandung
Selain itu yang mungkin bisa menjadi penanda dari lokasi Kue Balok Kang Didin ialah jejeran motor yang terparkir di depannya. Membuat ia terlihat berbeda di banding lokasi usaha kuliner lain yang berada di jalan yang sama.
Suasana cukup ramai saat kami tiba di lokasi, sementara itu asap mengepul yang berasal dari tungku pembuatan kue balok mengisi ruangan sekitar. Kami sampai harus mencari tempat duduk yang bebas dari asap, atau setidaknya ga banyak asap.
Sistem disini ialah made by order, saya mengambil secarik kertas putih yang berisikan macam – macam kue balok yang tersedia beserta dengan harganya.
Kue Balok Kang Didin telah memulai usaha sejak 1950an dan masih eksis hingga saat ini. Disini terdapati 11 varian rasa yaitu original, keju, cokelat, kismis, kacang, kacang coklat, selai nanas, selai strawberry, selai blueberry, tiramisu dan green tea. Mungkin ini yang menjadi kue balok disini sangat populer di Bandung.
Oh ya, kita bisa memesannya matang atau setengah matang. Tapi kalau saya sih lebih suka yang setengah matang karena ada sensasi basah di tengah. Kan enak.
Harga Kue Balok Kang Didin sangat terjangkau, untuk rasa original dibanderol hanya Rp 2.500, sedangkan kue bandros dengan aneka rasa harganya Rp 3.500 saja. Harga murah dengan rasanya yang enak membuat kedai ini selalu ramai oleh pengunjung.
Kami harus menunggu sekitar 30 menit, untuk menyantap kue balok pesanan kami. Tak terbayang apabila kami datang pada saat malam hari terutama di akhir pecan. Butuh berapa lama untuk menikmati sebuah kue balok ini? Apakah setimpal dengan waktu yang dikorbankan?
Sembari menunggu, saya menyaksikan proses pembuatan kue balok. Kue balok ini dibuat dengan menggunakan arang yang membara, sehingga membuat adonannya tampak berwarna kecokelatan.
Akhirnya pesanan kami datang juga, langsung saja kami santap bersama. Sekilas rasanya tidak jauh berbeda dengan kue cubit, namun kue balok ukurannya lebih tebal. Dan ternyata kue balok ini memang lebih nikmat bila disajikan setengah matang. Bagian tengah yang lumer, berpadu dengan isian membuat sensasi rasa yang berbeda di mulut.
Untuk minumnya disini menyediakan minuman panas dan dingin. Ada kopi, teh, susu, secang, jahe merah, coklat, bandrek dan bajigur.
Kami memesan susu coklat panas. Awalnya kami mengira susu yang digunakan ialah susu segar yang dicampur dengan aneka rasa sesuai dengan pilihan. Namun ternyata yang digunakan hanyalah susu kental manis. Susu disajikan dengan cangkir berukuran kecil.
Kue Balok Kang Didin juga bisa dipesan melalui Gofood atau Grabfood, saya melihat beberapa driver yang sedang menunggu pesanan pelanggannya. Saya agak iba dengan mereka, karena ya itu tadi, butuh waktu yang tidak sebentar untuk mendapatkan pesanannya.
Tepat di seberangnya, terdapat cabang Kue Balok Kang Didin.
“Lho kok cabangnya dekat – dekatan?” tanya saya heran
“kalau disini sudah ramai banget, bisa pesan disitu, terutama buat pelanggan yang membeli untuk dibawa pulang” kata kasir kepada saya.
Oh ya, sebagai catatan. Tempat ini tidak menyediakan ruangan yang bebas asap rokok. Jika anda ialah orang yang tidak menyukai asap rokok, baiknya
Alamat
Silahkan klik di Google Maps ya
