Pulau Kelayang menjadi destinasi terakhir yang kami kunjungi dalam tour penjejalajahan pulau – pulau kecil eksotis di sisi utara Belitung.
Pulau Kelayang secara administratif berada di wilayah Dusun Tanjung Kelayang, Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Letaknya ada di sisi utara Belitung. Tepat di seberang Pantai Tanjung Kelayang dan hanya berjarak 100an meter dengan Pulau Batu Garuda.
Baca juga : Tengah Hari di Pulau Lengkuas
Pulau Kelayang, Amat Sayang dilewatkan
Dulunya pulau yang memiliki luas hanya dua hektar ini bukanlah sebuah obyek wisata. Waktu itu wisatawan hanya sekedar melewati Pulau Kelayang tanpa mengunjunginya. Memang jika dilihat sepintas Pulau Kelayang tidak ada apa – apa, ia terlihat hanya berupa hamparan hijau dari pohon – pohon lebat yang tumbuh di pulau itu.

Tapi di balik itu, pulau ini menyimpan goa eksotis serta kolam alami dengan air yang jernih, membuat siapapun yang melihatnya akan tergoda untuk nyebur.
Selain itu pulau yang terletak di Satuan Granit Formasi Tanjung Pandan ini merupakan batuan granit tertua di Belitung, yaitu berumur Trias atau sekitar 240 juta tahun lalu. Bongkahan – bongkahannya sangat besar dan memiliki beragam bentuk yang unik. Salah satunya, Batu Garuda yang berbentuk seperti kepala burung yang terletak di sisi timur Pulau Kelayang.

Setelah snorkeling di lokasi yang tak jauh dari Pulau Lengkuas, kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Kelayang. Rasanya sayang banget kalau pulau ini dilewatkan begitu saja.
Ini adalah kali keduanya saya menjejakan kaki di Pulau Kelayang. Sementara itu karena Fawwaz lagi tertidur pulas, Hanny memilih untuk menunggu di kapal.
Rahasia di balik Pulau Kelayang
Dengan ditemani oleh Pak Fuji saya menuju lokasi dimana goa dan kolam yang disebut – sebut kolam bidadari tersebut berada. Untuk menuju kesana jalurnya jelas banget, dengan jalan santai paling 5 menit juga sampai.

Saya pun tiba di goa dan kolam bidadari yang telah saya kunjungi 4 tahun yang lalu itu. Meski saya telah melihat sebelumnya, tapi tetap saja saya terkagum – kagum dengan pesona yang ada disini.

Batu – batu granit berukuran raksasa tersusun sedemikian rupa. Di bawahnya, air laut jernih dengan dasar pasir putih dan bebatuan siap menyambut siapapun yang ingin bermain disana.
Di sekitar area kolam kita bisa melihat batuan granit yang berwarna ungu. Susunan batuan granit yang berwarna beda dari warna granit pada umumnya itu terdapat di sekitar sisa – sisa karang tua di dekat gua granit. Warna ungu ini adalah pigmen yang berasal dari terumbu karang tua.


Kami pun memasuki area goa yang menjadi tempat tinggal burung walet dan kelelawar. Sebenarnya goa ini hanyalah tumpukan batu – batu granit yang membentuk sebuah goa. Tapi tetap saja unik, bukan?
Di area goa ini terdapat sisa – sisa karang tua peninggalan laut Kala Holosen (kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu). Diantaranya, sisa koral spesies Siderestrea sidereal yang melekat pada batuan granit.
Bahkan disini anda juga bisa menemukan sisa kulit kerang yang melekat pada bebatuan granit di ketinggian tiga meter di atas permukaan laut ketika surut.
Saat sedang asik mengamati goa, Pak Fuji menunjuk sesuatu ke arah atas.
“lihat yang ada tanda papan kayu itu?” tanya Pak Fuji
“lihat, ada apa memangnya” jawab saya
“kata orang tua dulu, di balik papan itu ada goa yang kalau kita telusuri nantinya akan tembus ke laut” Kata Pak Fuji
“tapi anak – anak zaman sekarang tidak ada yang berani lagi kesana”tambahnya lagi

Mendengar cerita tersebut membuat bulu roma saya agak bergidik. Kami pun keluar dari goa dan berjalan ke arah timur.
4 tahun yang lalu saya masih dapat dengan mudah melewati, melompati atau sedikit memanjat diantara bebatuan granit. Namun tubuh yang semakin melebar ke samping ini membuat saya agak kesulitan untuk melakukannya. Untunglah Pak Fuji sabar membantu saya yang kesusahan saat hendak memanjat batu granit.

Kami pun telah berada di sisi timur Pulau Kelayang. Dari sini saya bisa menyaksikan Pulau Batu Garuda dari sisi yang lain. Serta lautan biru yang tenang di pertengahan Maret.
Baca juga cerita seru di pulau lainnya