(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login
(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login

Terminal Paya Ilang Takengon, Terminal Tanpa Rasa Cemas

terminal paya ilang aceh tengah

Hari masih gelap tatkala bus Harapan Indah yang saya naiki dari Medan tiba di Terminal Paya Ilang Takengon.

“kita berangkatnya paling belakangan, tapi kalau soal sampai, kita lah yang paling pertama” kata Bang Deny, driver kedua yang memegang kendali sejak dari Lhoksukon.

Coba, apa yang bisa anda bayangkan atau terlintas jika mendengar kata terminal?

Preman, calo, tukang ojek atau angkot yang memaksa menarik penumpang untuk memakai jasanya. Mungkin itu yang ada dipikiran anda.

Saya pun termasuk orang yang parno dengan suasana terminal.

Lantas apa yang terjadi?

Begitu bus berhenti, saya langsung turun. Angin dingin langsung menyambut, ya maklum saja, Takengon berada di dataran tinggi yang dikenal dengan sebutan Tanah Gayo.

terminal paya ilang di takengon

Ternyata apa yang saya khawatirkan tidak terjadi. Tidak ada preman, calo, tukang ojek, sopir angkot yang mendekati saya. Padahal biasanya hal itu terjadi jika saya turun di terminal. Terminal mana pun.

Bang Pendi, stokar bus Harapan Indah yang kala itu bertugas terlihat sibuk menurunkan paket – paket baik yang ada di bagasi maupun yang ada di dalam bus.

Baca juga : Dari Medan ke Takengon Naik Bus Harapan Indah

Paket – paket tersebut diletakkan di samping bus, kemudian satu per tukang satu becak motor mendekati paket tersebut dan menaruhnya di becaknya.  Mereka akan membawa paket tersebut sesuai dengan alamat penerimanya.

Tiap tukang becak motor telah bekerja sama dengan perusahaan otobus untuk mengantarkan paket. Nah becak motor yang membawa paket dari bus ini tidak diperkenankan untuk membawa penumpang.

Di sisi lain, berjejer becak motor yang diperuntukkan membawa penumpang. Mereka antri dengan tertib membawa penumpang. Nomor antriannya hanya berdasarkan siapa yang paling datang duluan maka dia yang berhak membawa penumpang paling awal.

Sebaliknya, becak motor yang membawa penumpang tidak diperkenankan membawa paket dari bus.

Tidak ada gesekan diantara keduanya, semuanya berjalan sebagaimana mestinya.

Terminal Paya Ilang adalah terminal terpadu tipe A yang ada di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.

terminal terpadu tipe A Takengon

Terminal ini menjadi titik awal dan akhir bagi bus – bus antar kota antar provinsi rute Medan – Takengon serta bagi travel – travel yang menggunakan mini bus seperti Toyota Hiace dan Mitsubishi L300.

Suasana di Terminal Paya Ilang hanya ramai saat pagi hari mulai dari jam 06.00 hingga 10.00, saat dimana bus – bus dari Medan tiba disini. Setelah itu terminal menjadi lengang. Para becak motor keluar dari terminal mencari penumpang di jalanan kota Takengon.

Sementara itu petugas loket, menutup loketnya dan pergi ke kebun kopi atau ke ladang. Seperti yang dilakukan oleh Bang Mahdi, ia adalah petugas loket bus Harapan Indah. Jam kerjanya di terminal hanya pada saat kedatangan bus pada pagi hari dan keberangkatan bus pada sore hari.

Terminal Paya Ilang kembali ramai mulai jam 17:00, di jam ini loket – loket PO Bus Kembali di buka. Mereka menanti para penumpang yang akan menggunakan busnya. Ada juga orang – orang yang datang ke loket untuk mengirimkan paket. Jasa pengiriman paket menggunakan bus menjadi andalan bagi banyak orang di Sumatera, karena harganya murah dan cepat sampai tujuan.

Sebelum pandemi covid-19, hampir semua perusahaan otobus asal Aceh melayani rute dari Medan menuju Takengon. Namun setelah adanya pandemi, hanya tersisa 4 perusahaan otobus saja yang bertahan. Mereka adalah Harapan Indah, Sempati Star, Putra Pelangi Perkasa dan ATLAS.

Semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir dan Terminal Paya Ilang kembali ramai oleh penumpang dan wisatawan yang ingin berlibur ke Takengon.

Leave a Reply