(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login
(+62) 897-7257-136 [email protected]

Login

Sign Up

After creating an account, you'll be able to track your payment status, track the confirmation and you can also rate the tour after you finished the tour.
Username*
Password*
Confirm Password*
First Name*
Last Name*
Birth Date*
Email*
Phone*
Country*
* Creating an account means you're okay with our Terms of Service and Privacy Statement.
Please agree to all the terms and conditions before proceeding to the next step

Already a member?

Login

Jalan – jalan ke Penang 4 : Hanya 483 Meter Dari Pintu Masuk Taman Nasional Penang

wisata_taman_nasional_penang

Usai sarapan di Bee Hwa Cafe, kami menuju Halte Medan Lebuh Campbel yang ada di seberang gedung My Deen. Dari halte ini kami naik bus Rapid Penang CAT menuju Komtar tanpa harus bayar ongkos alias gratis. Tiba di Komtar, kami menunggu Rapid Penang 101 tujuan Teluk Bahang sebab destinasi yang ingin kami kunjungi hari ini ialah Taman Nasional Penang.

terminal_bus_komtar_penang
Terminal Bus Komtar

Sambil menunggu bus datang, saya sempat bertanya tarif bus kepada seorang ibu paruh baya, bertubuh kurus yang juga sedang menanti bus.

Baca juga : Sarapan Enak di Bee Hwa Cafe

Ibu itu ternyata sebangsa dengan kami, ia menyebut berasal dari Soreang, sebuah kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

“saya sudah 20 tahun kerja di Penang, pulang ke kampung hanya 2 – 3 tahun sekali”

“saya bekerja di Penang, karena disini pasti ada kerjaan dan ada yang masih mau menerima saya untuk bekerja, kalau di kampung mana ada lagi yang mau pakai orang tua seperti saya”

Cerita ibu itu membuat saya menjadi lebih bersyukur, sebab saya masih bisa mencukupi kesejahteraan hidup tanpa harus bekerja di negeri orang, menahan rindu.

Bus Rapid Penang 101 akhirnya tiba di Komtar, kami segera naik dan membayar tarif RM 3.4 untuk tujuan Teluk Bahang yang merupakan pemberhentian terakhir dari bus ini.

Jarak Teluk Bahang dari Komtar sekitar 22 kilometer, jika perjalanan lancar akan memakan waktu 45 menit. Rute Bus 101 ini melewati Pantai Batu Feringgi dengan jalan yang berkelok – kelok, mengingatkan saya dengan Jalan Padang – Painan.

Kami tiba di Halte Teluk Bahang tepat tengah hari, kemudian kami berjalan menuju pintu masuk Taman Nasional Penang. Di sekitar pintu masuk ini banyak orang yang menawarkan jasa kapal antar jemput ke titik – titik menarik yang ada di Taman Nasional Penang seperti Pantai Kerachut dan Pantai Monyet.

Tapi saya tak ada budget untuk memakai jasa ini. Tarifnya lumayan, untuk ke Pantai Monyet harganya RM 60 , sedangkan ke Pantai Kerachut yang jaraknya lebih jauh  RM 200.

Sebelum masuk ke Taman Nasional Penang, kami melapor terlebih dahulu ke petugas jaga. Kami diharuskan menulis nama, negara asal dan nomor paspor di buku tamu. Setelah itu, kami diberikan secarik kertas permit, semacam Simaksi-nya Taman Nasional yang ada di Indonesia. Di permit ini ada peta serta destinasi yang bisa dituju dan akitivitas yang boleh dilakukan.

Melapor ke petugas taman nasional

“bayar berapa?” tanya saya

“oh, tak payah, it’s free” jawab petugas dengan ramah

Jadi tiket masuk Taman Nasional Penang ini gratis! Keren ya!

Setelah mendapatkan permit, kami mulai melangkahkan kaki ke jalur trekking tapi sebelum itu, kami mengambil foto terlebih dahulu dengan latar gapura bertuliskan Taman Negara Pulau Pinang/Penang National Park.

Foto di depan gapura Taman Nasional Pulau Pinang

Bagi kami ini adalah yang kedua kalinya mengunjungi Taman Nasional yang ada di luar Indonesia. Taman nasional pertama di luar Indonesia yang telah kami kunjungi ialah Seoraksan National Park yang ada di Korea Selatan.

Baca juga : Dipeluk Dinginnya Gunung Seoraksan

Jalur trekking di Taman Negara Penang ini tertata begitu rapi dan bersinggungan langsung dengan tepi pantai. Fawwaz yang melihat pantai langsung menepi sambil berkata “fish.. fish.. fish”

Jalur trekkingnya rapi banget dan tanpa sampah!

Sejak kami bawa ia ke Taman Nasional Kepulauan Seribu tepatnya di Pulau Kotok, ia jadi senang sekali bermain di pantai.

Baca juga : Kemping Ceria di Pulau Kotok

Agar tidak ribet, kami menggendong Fawwaz bergantian, sembari sesekali membiarkan ia berjalan sendiri, walaupun lagi – lagi selalu ia keluar jalur dan menuju pantai.

Istirahat di tepi pantai

Setelah 10 menit berjalan santai, kami tiba di Pos pertama, namanya Pasir Pandak. Disini ada jembatan gantung dimana ujung dari jembatan itu adalah sebuah persimpangan. Jika ke kanan maka jalur tersebut akan mengantarkan kita ke Pantai Monyet, sedangkan ke kiri adalah jalur menuju Pantai Kerachut.

Pasir Pandak

 

Penunjuk arah di ujung jembatan Pasir Pandak

 

Tiba di ujung jembatan, kami disambut oleh beberapa ekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang nakal. Mereka berani mendekati orang untuk meminta makanan. Jadi kalau bawa makanan baiknya ditaruh di dalam tas, karena monyet – monyet ini bisa mengambil secara paksa.

Pantai di Pasir Pandak

Begitu tahu ada wisatawan yang diganggu monyet, seorang petugas datang membawa ketapel untuk mengusir monyet – monyet.

“memanglah, jahat kali monyet ni” kata petugas itu dengan logat Melayu-nya yang kental

Dari Pasir Pandak menuju Pantai Monyet atau Pantai Kerachut membutuhkan waktu trekking sekitar 2 jam. Disini kami putuskan untuk tidak melanjutkan trekking karena jika dihitung waktunya maka tidak akan cukup, atau jika dipaksakan kami akan pulang dalam keadaan gelap di tengah hutan tropis.

Cukup berat memang, sebab kami sudah berjalan sejauh ini. Tapi jauh lebih bijak jika mengerti dengan keadaan diri, apalagi kami juga membawa Fawwaz, tentu akan jauh lebih letih lagi nantinya.

Kami berbalik arah kembali ke pintu masuk.

Saat berjalan kami jumpai para petugas taman nasional yang sedang asik istirahat. Kami sapa mereka dan mengajak ngobrol tentang titik – titik menarik yang ada di taman nasional terkecil di Malaysia ini.

“kalian dari Indonesia kah?”

“iya, Aceh”

“oh Aceh, pantai kat sana lebih elok lagi”

Saya cukup terkejut, sebab orang Malaysia aja mengakui jika pantai yang dimiliki Indonesia jauh lebih indah.

Garis pantai di Taman Nasional Penang

 

Informasi Taman Nasional Penang

Taman nasional ini memiliki luas 2.562 hektar, menjadikannya sebagai taman nasional terkecil di Malaysia. Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 2003. Sebelum menjadi taman nasional, penduduk setempat menyebutnya sebagai Cagar Alam Pantai Acheh.

Di area Taman Nasional Penang terdapat 417 spesies flora dan 143 spesies fauna, data ini berdasarkan sebuah ekspedisi pada tahun 2002 yang dipimpin oleh Malaysia Nature Society.

Tempat menarik yang bisa dikunjungi disini ialah Teluk Duyung/Pantai Monyet, Pantai Kerachut, dan Muka Api.

Di Pantai Kerachut terdapat pusat penangkaran penyu yang dikelola oleh Departemen Perikanan Negara bersama – sama dengan Departemen Margasatwa dan Taman Nasional dan Departemen Kehutanan.

Yang menjadikan Taman Nasional Penang menarik adalah ia menjadi satu – satunya tempat di Malaysia yang memiliki enam jenis habitat berbeda yatu danau meromiktik, rawa – rawa, bakau, lumpur gugusan koral dan pantai.

 

Tiket Masuk

Gratis!

kita cukup melapor kepada petugas di depan pintu masuk.

 

Cara Menuju Taman Nasional Penang

Dari Georgetown naik Bus Rapid Penang dengan nomor 101 atau 102 tujuan Teluk Bahang. Kita bisa naik di halte – halte yang di lewati oleh bus ini. Atau untuk mempermudah, pergi ke Terminal Bus Komtar, lalu naiklah bus 101/102.

Ongkosnya RM 3.4, lama waktu perjalanan kurang lebih 45 menit., siapkan uang pas ya!

 

Kontak

Department of Wildlife and National Parks Penang

Telepon : +604-881 3530/881

1 Response

Leave a Reply